— i told the stars that i love you (Megumi Fushiguro)
- Megumi Fushiguro and fem!reader
- Characters belongs to the Original Author (Gege Akutami)
- Out of character
Megumi mengarungi nadi kota tatkala malam renta tengah menyapa, senja telah menepi begitu lama, sedang denyut para jiwa lamat-lamat berangsur sirna; menuju masing-masing bunga mimpi mereka.
Kota tak pernah mati meski ditingkahi oleh serangga malam yang meminta banyak atensi, pemuda itu membelah malam bersama rungu yang selaiknya menuli. Megumi enggan menjejakkan diri begitu lama pada tubuh semesta, sebab tujunya sekarang hanya satu: bertemu denganmu.
Angin membisikkan kata, serupa terbawa dari nun jauh di sana, merasuki sepasang telinga sang taruna dan bersuara: ‘aku tunggu kamu pulang, ya, Megumi!’
Kendati janjinya padamu tak bisa sungguh ia tepati, akan tetapi, di kepala terbayang bagaimana bahagianya diri sang taruna bila raga serta netra keduanya bersua nanti. Mengingatmu yang takkan marah begitu lama padanya, Megumi rasa, malam ini ia akan mendapat beberapa kecupan hangat sebelum kantuk membuainya.
Selarik dua larik wicara para manusia segera menariknya menuju realita, Tokyo tetap ramai serupa malam-malam sebelumnya, dan Megumi lebih senang berada di rumah seraya membaca buku alih-alih bersua akan dunia luar.
“Pekerjaan di luar memang terkadang menyebalkan,” begitu batin sang taruna bersuara.
Selang beberapa lama, Megumi telah sampai di depan rumah, dan bila sepasang manik matanya melirik ke arah jam tangan yang melingkari hasta, sekarang sudah hampir malam buta.
Ia berpikir kamu pasti sudah tidur sedari lama, akan tetapi mendapati lampu yang masih menyala, serta suara ribut yang entah apa, Megumi lantas mengusir pernyataannya.
Suara ribut di dalam terhenti bilamana pintu terbuka, kamu dengan dahi memerah segera bersemuka dengan seseorang yang kamu cinta. Wajahmu seketika bersilih cerah, kurva pada bibirmu perlahan merekah.
“Megumi! Aku sempat khawatir kenapa kamu belum pulang sampai sekarang,” ujarmu yang segera bermuara pada pelukan di tubuh sang pemuda. Megumi menarikmu ke pelukannya.
“Maaf, ya, Pak Gojo tadi mendadak ngasih tugas tambahan buat aku. Janji nggak bakal aku ulangi lagi,” kata Megumi, ia mengulurkan jari kelingking di depanmu sedang kalian berdua masih berpelukan.
Kamu meragu sejenak, lalu menautkan jari kelingkingmu ke jari kelingking Megumi seraya menyipitkan mata. “Kamu janji, kan?”
Megumi mengangguk sebelum ia menundukkan 'tuk mencium keningmu. “Aku berjanji.”
Pipimu merona, tetapi senyummu tak serta-merta lekang pada rupa. Megumi jua sama adanya, ia begitu bahagia, hingga melupa akan lelah yang mendera raga.
“Oh kamu pasti capek, kan? Aku udah masak makan malam kesukaan kamu, tapi kamu pulang telat jadi udah dingin, tunggu ya aku hangatin dulu.” Kamu segera kembali masuk ke dalam rumah, diikuti Megumi di belakangmu, memandangi punggungmu.
Megumi baru menyadari jika bersamamu, ia mendapat hangat serta cinta yang ia impikan sedari dulu.